
Manokwari, Kamundanfm.com –Tiga siswa SMK Kehutanan Manokwari, Papua Barat, diduga mengalami kekerasan brutal oleh sembilan seniornya. Korban diikat di tiang kayu, dipukuli selama lima jam, hingga disetrum. Kasus ini kini dalam penyelidikan Polresta Manokwari.
Kasat Reskrim Polresta Manokwari, AKP Raja Napitupulu, membenarkan bahwa laporan sudah masuk dan saat ini ditangani Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA).
“Kami masih melakukan pendalaman dengan melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi, ” kata Raja, Sabtu (15/3/2025).
Sementara itu Pihak SMK Negeri Kehutanan Manokwari akhirnya memberikan klarifikasi terkait dugaan kasus kekerasan terhadap siswa yang belakangan menjadi perhatian publik.
Ketua Ikatan Alumni Sekolah Kehutanan Menengah Atas (IKA SKMA) Pengurus Cabang (Pengcab) Manokwari, Sigmund H.G Paiki, menjelaskan bahwa peristiwa tersebut bermula dari kasus pencurian delapan handphone di asrama kelas satu pada 9 dan 10 Maret 2025.
“Berdasarkan hasil penelusuran internal sekolah, pencurian tersebut dilakukan oleh tiga siswa berinisial FR, IM, dan RR. Dari delapan handphone yang hilang, tujuh telah dikembalikan, sementara satu masih belum ditemukan”, ujar Sigmund.
Terkait dugaan tindak kekerasan, Sigmund tidak menampik. Ia menyatakan bahwa anggota Pengamanan Siswa (Pamsis) yang bertugas saat itu memang memberikan sanksi terhadap ketiga siswa tersebut. Namun, ia menegaskan bahwa sekolah akan melakukan evaluasi terkait prosedur yang diterapkan dalam menangani pelanggaran lkedisiplinan.
“Kami tidak membenarkan tindakan kekerasan dalam bentuk apa pun. Namun, kami juga perlu menjelaskan bahwa insiden ini berawal dari tindakan kriminal yang dilakukan oleh siswa yang bersangkutan”, tambahnya.
Sigmund juga menyampaikan bahwa pihak sekolah akan bekerja sama dengan aparat hukum untuk menindaklanjuti kasus ini agar tidak ada kesalahpahaman di masyarakat. Selain itu, sekolah juga berencana memperbaiki sistem keamanan dan pembinaan siswa agar kejadian serupa tidak terulang.
Pihak SMK Kehutanan Manokwari berharap agar masyarakat tidak hanya melihat dari satu sisi, tetapi juga memahami akar permasalahan yang terjadi. Mereka juga berjanji untuk memberikan perlindungan kepada seluruh siswa dan memastikan lingkungan sekolah tetap kondusif untuk kegiatan belajar mengajar.
Sebelumnya, beberapa media telah mengabarkan peristiwa adanya praktek kekerasan yang menimpa beberapa siswa SMK Kehutanan oleh Pamsis. Namun, penyebab dugaan kekerasan tidak disampaikan. Sehingga pihak IKA SKMA Negeri Kehutanan Manokwari menyatakan perlu menyampaikan hal tersebut (RBK-02)